Program Permata Sakti Resmi Ditutup

Unesa.ac.id,
Surabaya - Program Permata Sakti
merupakan salah satu program pertukaran mahasiswa yang diadakan oleh Belmawa
Dikti untuk memberi pengalaman proses pembelajaran. Harapannya dapat menambah
wawasan kebangsaan maupun integritas dan solidaritas melalui pembelajaran. Pada
tahun 2019 Program Permata Sakti berbeda dengan program permata di tahun
sebelumnya. Perbedaan itu terlihat dari masa studi pertukaran mahasiswa. Tahun
2018 program permata dilaksanakan satu semester sedangkan tahun ini diadakan
maksimal tiga bulan saja yang selanjutnya akan diteruskan dengan sistem ahli
kredit teknologi informasi.
Pada tanggal 30 Oktober 2019 Program permata resmi
ditutup. Penutupan ini dilaksanakan di Lantai 7, Gedung Rektorat, Kampus Lidah
Wetan, (30/10). Acara tersebut diikuti 13 mahasiswa, pimpinan fakultas, dan
pimpinan jurusan.
Untuk tahun ini program permata khusus di Unesa
menerima mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia, diantaranya terdapat
Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri
Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Negeri Gorontalo dan
Universitas Negeri Jakarta.
Sementara itu menurut Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan, Dr. Mohammad Nursalim, M.Si., selaku perwakilan pimpinan Unesa
berharap dengan proses pembelajaran yang diikuuti oleh mahasiswa permata di
Unesa dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan akademik. Tentunya
pengalaman yang telah didapat di Unesa dapat dijadikan bahan cerita positif
bagi teman-teman di kampus asal.
“Saya sangat berterima kasih dengan adanya program
permata. Selain menambah pengalaman untuk mahasiswa bisa juga dapat bahan
informasi positif Unesa kepada tempat asal para mahasiswa,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa Program Permata Sakti, Andi dari Universitas negeri Makassar
menuturkan pengalaman berharganya mengikuti studi di Unesa. Proses pembelajaran
yang pernah ia ikuti dapat dijadikan bahan evaluasi yang selama ini ia peroleh.
Selain itu ia juga dapat secara cepat beradaptasi dengan kultur budaya yang ada
di Surabaya.
“Banyak
sekali pengalan yang saya peroleh saat berada di Unesa. Mulai dari proses
pembelajaran dalam membentuk nilai akademik hingga beradaptasi dengan situasi
masyarakat Surabaya,” kata Andi saat diwawancarai oleh tim Humas. (esti/arya/why)
Share It On: